Dalam hidupku, aku sudah tinggal di banyak kota dan rumah, tapi hari ini aku akan bicara tentang rumah tempat aku besar.
Rumah itu nggak terlalu besar. Kami yang tinggal di sana lima orang: orang tua dan dua adik perempuanku dan aku. Ukurannya cukup untuk kami. Ada tiga lantai: lantai dasar tempat ada ruang tamu, ruang makan, dapur, kamar mandi dan ruang orang tuaku. Ada juga ruang bawah tanah tempat ada kamar mandi yang lain dan banyak hal yang kami mau simpan. Akhirnya di lantai pertama ada ruangku. Di seberang ruangku ada ruang adik-adikku.
Di ruangku ada tempat tidur yang cukup besar. Ketika aku remaja, aku memutuskan mengecat dinding ruangku warna merah agar ruangku unik. Setelah aku pindah, salah satu adikku pindah ke ruangku dan mengubah warnanya. Jadi warnanya nggak lagi merah. Tapi aku suka warnanya yang baru. Sekarang adikku nggak lagi tinggal di rumah itu juga. Nggak ada yang menempati ruang itu sekarang. Ingatan saja.
Di belakang rumah kami ada halaman. Sebelumnya aku nggak suka ke halaman. Aku lebih suka tetap di dalam ruangku dan gunakan komputerku. Namun, ayahku suka melakukan perbaikan di halaman itu. Contohnya, dia suka membeli pohon dan tanaman yang lain dan letakkan mereka di halaman. Ketika kami punya seekor anjing, kami biarkannya bermain di halaman. Dia suka banget berlari di mana pun. Dalam beberapa kasus, aku mulai suka berada di halaman juga. Aku memutuskan tanam beberapa tanaman seperti berbagai gulai dan bunga. Aku berhasil menumbuhkan tanaman seperti okra dan bawang meskipun bawang kecil banget.
Di jalan kami ada banyak rumah yang beda, tapi aku nggak kenal tetangga kami. Aku nggak pernah ngobrol dengan mereka. Kadang-kadang ayahku bicara dengan mereka. Kukira semua di jalan kami adalah rumah. Di dekat rumah kami ada taman, sekolah, dan beberapa rumah makan. Rumah makan yang kesukaan kami restoran Portugal. Ketika orang tuaku nggak mau masak makan malam, mereka bawa makanan dari restoran itu. Kukira hidangan mereka yang terenak nasi dan ayam panggang.
Sekarang aku tinggal di negara yang lain. Sementara, banyak hal di kotaku sudah berubah. Beberapa hal bahkan sudah hilang. Dewasa ini, aku jarang pulang, tapi setiap kali aku pulang, aku suka mengunjungi semua tempat yang masih ada. Mungkin setelah sepuluh tahun lagi, aku nggak akan mengenali kota itu.
Headline image by orlovamaria on Unsplash
Aku coba ngoreksi pake bahasa sehari-hari dan orang indonesia biasanya nulis kayak apa yang mereka ucapin. Misalkan kayak kata "sudah", kamu bisa nulis sudah dan itu bener, tapi orang-orang suka nulis "udah" soalnya mereka bilangnya gitu. Kalau kamu ngomong "sudah" itu termasuk formal.