Resensi buku
Indonesian

Resensi buku

by

reading

Hari ini aku nulis resensi singkat tentang buku yang baru aku selesai baca, We Measure the Earth with Our Bodies, karya Tsering Yangzom Lama.

Buku ini nyeritain tentang kesusahan dua generasi orang Tibet yang jadi pengungsi di Nepal abis negaranya diinvasi tentara Cina. Ceritanya dibagi dari berbagai sudut pandang selama beberapa dekade, dan sebagian besar kejadiannya berlangsung di Tibet, Nepal, dan Kanada.

Di alur ceritanya, ada patung kudus yang berperan penting buat para pengungsi. Katanya patung itu sakti dan bisa muncul dan hilang dengan sendirinya. Selain itu, patungnya sering muncul di tempat dimana ada orang yang ngalamin kesulitan ekstrem.

Aku sangat suka gaya tulis penulisnya, yang menurutku cukup puitis. Dia pinter gambarin gimana trauma dari masa lalu bisa mempengaruhi kita bertahun-tahun, dan juga jago gambarin kesedihan pengungsi yang gak boleh atau gak bisa kembali ke tanah airnya. Gaya tulisnya sering bikin aku ngerasain rasa kesepian yang dialami tokoh-tokohnya.

(Ternyata nulis resensi buku berbahasa Inggris di bahasa Indonesia lebih sulit ketimbang yang aku kirain! wkwk😅)

Headline image by danielesalutari on Unsplash

3